Dampak dari sampah yang tidak terkumpul paling terlihat di sepanjang Sungai Citarum, yang telah dinyatakan sebagai wilayah strategis nasional. Pembuangan sampah di lahan terbuka masih menjadi praktik yang paling umum untuk membuang limbah padat di Indonesia. Limbah yang tidak terkumpul merupakan sumber polusi dan masalah kesehatan yang signifikan bagi masyarakat di berbagai daerah. Sementara itu, kota-kota menghasilkan sekitar 105.000 ton sampah per hari – dan diperkirakan akan meningkat menjadi 150.000 ton per hari pada tahun 2025 – dan 40 persen dari 142 juta penduduk kota di Indonesia masih belum memiliki akses layanan pengumpulan sampah dasar. Lebih dari setengah penduduk Indonesia sekarang tinggal di daerah perkotaan. “Pengumpulan limbah padat secara menyeluruh adalah bagian dari sasaran rencana pembangunan jangka menengah nasional, dan menjadi semakin penting dengan terus bertambahnya penduduk perkotaan Indonesia.” “Pemerintah telah menempatkan pengelolaan limbah padat pada posisi yang semakin penting dalam agenda pembangunan nasional,” kata Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.
Kelompok rentan dan perempuan yang terlibat dalam kegiatan pengumpulan sampah informal akan memperoleh manfaat dari adanya pelatihan, serta melibatkan kelompok-kelompok tersebut ke dalam sistem pengelolaan limbah formal dan mata pencaharian alternatif. Dampak positif yang diharapkan dari program ini termasuk meningkatnya kesehatan dan kebersihan sebagai hasil pembuangan limbah yang baik juga adanya penurunan polusi. Jumlah tersebut mencakup 18 juta penduduk miskin dan hampir miskin, di mana sekitar 9 juta di antaranya adalah perempuan.
Sebanyak 45 juta penduduk kota dan kabupaten akan memperoleh manfaat dari proyek ini. Sebagian besar pendanaan akan digunakan untuk membiayai infrastruktur pengolahan mekanis dan biologis untuk kota dan kabupaten di daerah aliran sungai. Proyek ini akan memperkuat peran lembaga-lembaga pemerintah pusat dalam mengelola limbah padat, serta membantu pemerintah daerah yang berada di sekitar aliran Sungai Citarum Jawa Barat untuk meningkatkan layanan pengelolaan limbah padat. Suggestions submitted were PKM activities in the future to be carried out continuously so that the participants would always get guidance in accounting records and provide financial reporting to the public related to the Waste Bank, so that the community was more enthusiastic in collecting waste because it could provide high economic value.WASHINGTON, 5 Desember 2019 – Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia hari ini menyetujui pinjaman sebesar $100 juta kepada Indonesia untuk meningkatkan layanan pengelolaan limbah padat di beberapa kota dan kabupaten. The response of the participants was very good and happy because it was very helpful in learning about financial records. The results of the implementation of the PKM conducted on Novemwere adding knowledge in the field of accounting, especially regarding the financial recording of the participants of the Babakan Waste Management Group of Babakan Village, South Tangerang.
PKM involves lecturers and resource persons Lecturers in the S1 Accounting Study Program from Pamulang University. Community service with the title Accounting Training in Management of Garbage Banks "Turning Trash Into Rupiah" aims to assist the management of Waste Bank in managing the records of the Garbage Bank and help resolve the problems of bookkeeping of the waste bank as faced today, including reports on purchases to customers of the waste bank, reports on sales to collectors, reports on the results of sales of garbage banks, reports on revenue and expenditure of funds and makes simple financial statements of waste banks as a responsibility of the management of the waste bank to the community.